Rabu, 23 April 2014

Manusia dan penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita, Yang  artinya menahan atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi manusia yang merasakan. Suatu peristiwa yang dirasakan penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia didunia yang tidak dapat direlakan.  Karena itu penderitaan dapat menjadi energy untuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan yang lalu maupun yang akan datang. Bahkan setiap kehidupan manusia pasti pernah yang merasa kan penderitaan yang paling terdalam atau pun yang tak terduga karena itu Allah SWT maha adil pada para umatnya.  Ada beberapa akibat penderitaan yang bermacam-macam yang mungkin manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namum ada pula akibat penderitaan yang menyebabkan kegelapan dalam kehidupannya. Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun beberapa orang yang berlarut-larut mengalami dalam penderitaannya.
          Contoh gambaran penderitaan manusia yang dapat kita ambil hikmahnya dari tokoh filsafat ekitensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat yang berasal dari Denmark yang sebelumnya menjadi filsafat besar, namun sejak masa kecil banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, dan juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang sangat mendalam bagi Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai salah satu kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan ini, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan ia mencari jalan untuk membebaskan diri dari cengkraman yang ia derita. Karena derita yang tak kunjung padam, akhirnya Kierkegaard mencoba untuk merubah dirinya dan mendekatannya dengan Tuhannya, bersamaan  dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Dan akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf prusia, mulai sejak kecil ia sering sakit, lemah,serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini yang menyebabkan ia menjadi suka menyediri, membaca danmerenung diatara kesunyian nya sehingga ia menjadi filsuf besar. Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di paris, prancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitive, sehingga ia menjadi cemohan teman-teman sekolahnya. Penderitaan ini lah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar. Contoh lain adalah Bung Hata yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi pemimpin bangsanya. Dan mungkin masih banyak lagi manusia yang merasakan penderitaan yang paling terdalam dari sisi gambaran  tokoh ini lah kita harus berfikir secara positif dan mengambil hikmahnya.

Penderitaan yang disebabkan:
Penderitaan ini disebabkan secar sederhana yang timbul dari diri manusia yaitu Penderitaan yang mungkin terjadi kepada manusia karena factor hubungan sesama manusia entah dari keluarga, teman, atau pun hubungan terdekat dengan sekitarnya. Perbuatan buruk ini juga factor lingkungan juga yang menyababkan seseorang yang merasakan penderitaan yang mungkin dialami manusia.

Hubungan manusia dengan penderitaan:
 Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Allah juga maha adil oleh semua umatnya. Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga dari pemikiran dan perasaan. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya orang lain. Manusia hanya selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya.  Manusia terkadang sering  mengalami kesusahan dalam hidupnya dan  terkadang mengalami kesusahkan jasmaninya  akibat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini yang menyebabkan manusia tidak menyadari dirinya dan semakin menjauhkan dirinya maka akan membawa pada penderitaan. Namun  dapat kita ketahui juga bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami suatu penderitaan entah sekarang, ataupun yang akan datang nantinya. Sehingga nilai kehidupan yang sesungguhnya adalah kita yang telah diuji dan suatu penderitaan juga akan  dialami manusia dimulai dari nol atau dari bawah, dari langkah itu kita dapat termotivasi  dan merasakan kesuksesan yang sesungguhnya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar