Selasa, 29 Maret 2016

Tutorial Crimping

Tutorial Crimping Kabel UTP dengan RJ45

1.     Persiapkan terlebih dahulu alat dan bahan-bahan seperti berikut :
·         Kabel UTP sebagai perantaranya/kabel LAN


·         RJ45


·         Tang Crimping



·         Cable Tester untuk mengetes kecocokan pada setiap warna


2.    Selanjutnya, ukur kabel UTP sesuai kebutuhan. Kemudian potong di kedua ujung kabel dengan tang crimping. Jangan sampai bagian warna dalam kabel ikut terpotong.

3.   Masuk ke tahap ketiga yaitu proses pengurutan warna. Dalam hal ini ada dua jenis tipe crimping pada RJ45 sesuai dengan pemakaiannya.

·      Tipe Straight
Jenis ini biasa digunakan untuk hubungan :
ü  Sambungan dari router kepada hub/switch.
ü  Sambungan dari server kepada hub/switch.
ü  Sambungan dari workstation kepada hub/switch
Urutan warnanya pada kedua ujungnya adalah :
a.       Putih Orange
b.      Orange
c.       Putih Hijau
d.      Biru
e.       Putih Biru
f.       Hijau
g.      Putih Coklat 
h.      Coklat

Gambar skema tipe straight pada RJ45

·      Tipe Cross
Untuk jenis ini biasa digunakan untuk menghubungkan 2 client secara langsung atau menghubungkan komputer dengan router
Urutan warna pada salah satu ujungnya adalah :
a.       Putih Orange
b.      Orange
c.       Putih Hijau
d.      Biru
e.       Putih Biru
f.       Hijau
g.      Putih Coklat
h.      Coklat
Lalu untuk salah satu ujungnya yang berlawanan adalah :
a.       Putih Hijau
b.      Hijau
c.       Putih Orange
d.      Biru
e.       Putih Biru
f.       Orange
g.      Putih Coklat
h.      Coklat

Gambar skema tipe cross pada RJ45

4.  Selanjutnya jika susunan sudah benar dalam pengurutan warna pada salah satu tipe, crimping RJ45 dengan menggunakan tang crimping untuk menguatkan warna kabel didalam RJ45 agar tidak bergeser ke posisi yang salah.


5.   Jika sudah, kemudian uji coba pada cable tester yang sudah dipersiapkan. Masukkan kedua ujung kabel yang sudah terpasang RJ45 untuk di uji coba. Proses uji coba dapat dilihat dengan munculnya lampu indikator pada cable tester.

6.    Untuk lebih spesifiknya dapat menekan tombol test untuk mengecek seluruh kabel yang terpasang pada RJ45.

7.   Jika pada salah satu lampu indikator ada yang tidak terdeteksi/lampu mati, maka pada saat proses pengurutan warna ada yang salah atau pada saat proses pengerimpingan tidak terlalu kencang dan bisa bergeser ke posisi lain.

8.    Jika lampu indikator pada cable tester menyala semua artinya tidak ada salah satu lampu indikator yang mati, maka kabel UTP tersebut bisa digunakan ke komputer sebagai penghubung antara komputer lainnya yang dapat dijadikan Area Network.

Jumat, 25 Maret 2016

Bahasa Indonesia 2 - Paragraf Deduktif dan Induktif

Pengertian Penalaran, Deduktif dan Induktif

A.  Penalaran
Proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan yang bertolak belakang dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Proses inilah yang disebut menalar. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.
Ada dua jenis penalaran ilmiah atau pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penulisan ilmiah terbagi menjadi dua yaitu:
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah suatu metode berpikir dari hal yang bersifat khusus menjadi bersifat umum.
Ciri-ciri penalaran induktif :
  1. Menyebutkan peristiwa " khusus "
  2. Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa khusus 
  3. Kesimpulan terdapat diakhir paragraf  
Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus, penalaran deduktif proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Mudahnya adalah mencari kebenaran dari hal-hal yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.

Paragraf Silogisme
        Silogisme adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Bentuk Silogisme
          Silogisme terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan. Kedua premis tersebut adalah premis umum (PU) dan premis khusus (PK).
Premis umum : Berupa pernyataan yang menyatakan sebuah kelompok atau kumpulan tertentu yang memiliki ciri atau sifat tertentu.
Premis khusus : Berupa pernyataan yang menyatakan salah satu anggota dari suatu kelompok tersebut.
Kesimpulan : Kesimpulan yang menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok memiliki ciri atau sifat pada kelompok tersebut. 
·         Premis Umum       : Premis Mayor (PU)
·         Premis Khusus      : Premis Minor (PK)
·         Premis Simpulan   : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Macam – macam paragraf silogisme
Berikut ini adalah jenis – jenis paragraf silogisme dan contohya.
1. Paragraf silogisme kategorial
Paragraf ini dikembangkan dengan silogisme kategorial yaitu, silogisme yang premis mayornya berupa kategorial dan menjadi predikat. Sedangkan premis minornya menjadi subjek. 
Contoh :
PU : Semua mahasiswa gunadarma mengikuti ujian utama.
PK : clara mahasiswa tingkat tiga di universitas gunadarma.
K : clara mengikuti ujian utama.
          Tahun ini, semua mahasiswa gunadarma akan melaksanakan ujian utama. Kebetulan clara merupakan mahasiswa teladan di universitas gunadarma, dia juga mahasiswa tingkat tiga di universitas gunadarma. Oleh karena itu, clara akan melaksanakan ujian utama sebagai salah satu mahasiswa teladan di universitas gunadarma.
2. Paragraf Silogisme Hipotetik
          Paragraf ini menggunakan pola silogisme kategorial, yaitu silogisme yang premis mayornya berupa argument atau pendapat. 
Contoh :
PU : apabila besok cerah, saya akan membeli mobil baru.
PK : hari ini cerah.
K : saya membeli mobil baru.
          Hari ini saya sudah berjanji dengannya apabila besok cerah, saya akan membeli mobil baru. Kebetulan hari ini cerah maka saya akan datang ke dealer mobil itu untuk melihat berbagai jenis tipe mobil. Karna tahun kemaren saya mengumpulkan uang dari hasil kerja saya maka saya berniat untuk membeli mobil baru ini.
3. Paragraf silogisme alternative
          Paragraf ini dikembangkan dengan pola silogisme alternative, yaitu silogisme yang premis umumnya merupakan sebuah pilihan.
Contoh:
PU : billy melanjutkan kuliah atau kerja.
PK : billy melanjutkan kuliah.
K : billy tidak melanjutkan kerja.
          Karena billy berniat untuk menjadi sarjana terlebih dahulu, maka orang tuanya binggung, apakah billy ingin melanjutkan kuliah atau bekerja. Ternyata billy berniat untuk melnajutkan kuliahnnya. Oleh karena itu, billy tidak akan melanjutkan kerja.
4. paragraf entimen
Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekan. Jadi entimen adalah kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini bukanah paragraf, akan tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat kesimpulan. 
Contoh:
PU : mahasiswa yang teladan tidak akan datang terlambat.
PK : clara mahasiswa yang teledan.
K: clara tidak pernah datang terlambat.
Entimen : clara tidak pernah datang terlambat karena ia mahasiswa teladan.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknyasebagai mahasiswa yang teladan dalam menjalani kuliahnya. Ia juga salah satu mahasiswa yang selalu datang tepat waktu. Jadi clara tidak pernah datang terlambat karena ia mahasiswa teladan.

  B.  Paragraf Induksi
          Induksi adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu kesimpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum.
Macam-macam penalaran induktif:
1. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengenmbangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistic, dan lain-lain.
Contoh :
      Tiga pemuda itu ditemukan tewas dipinggir jalan thamrin jakarta. Tidak lama kemudian, seorang wanita mengendarai motor terkena baku tembak saat polisi ingin menangkap adanya yang di duga salah satu teroris. Selang beberapa kemudian polisi menemukan adanya barang bukti yang diduga rakitan bom dan pistol yang telah dipakai oleh pelaku saat melakukan penembakan dan pengeboman yang terjadi di sarinah thamrin jakarta. Berdasarkan pernytaan  tersebut bahwa polisi harus menangani kasus yang diduga pelaku teroris saat insiden baku tembak dan ledakan bom di jalan thamrin jakarta.

2. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
          Mencari uang membutuhkan tenaga, usaha dan keahilan serta ketelitian yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Begitu juga sama seperti menanam padi di sawah memerlukan waktu dan tenaga  untuk mendapatkan hasil panen padi yang maksimal. karena menanam pagi di sawah itu membutuhkan tenaga berpanas-panasan di tengah sawah demi menghasilkan panen yang maksimal. Maka jika kita menjalani atau melakukan suatu juga membutuhkan waktu, usaha serta tenaga untuk mencapai hasil yang maksimal.

3. Hubungan Kausal
           Hubungan kausal (kausalitas) adalah perinsip sebab-akibat yang sudah ada pada setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Macam hubungan kausal : 
1. Sebab- akibat
Contoh:
        Bulan ini hujan berturut-turut  menguyur kota bogor. air sungai pun berangsur-angsur naik dikarenakan banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan mampatnya sampah di got halaman rumah sehingga mengakibatkan banjir yang melanda diwilayah kota bogor. jalan dan halaman rumah pun juga mulai di genangi air, bahkan hujan terjadi sepanjang hari tanpa berhenti. Oleh karena itu, membuang sampah sembarangan dan mampatnya got di halaman rumah mengakibatkan banjir yang melanda di wilayah kota bogor.
2. Akibat – Sebab. 
Contoh:
       Semua harga sembako di pasaran sangatlah melonjak. Warga pun merasa keberatan jika bahan pokok seperti kedelai menjadi naik, warga khawatir jika harga kedelai naik maka harga tempe pun juga ikut naik. Kenaikan harga yang terjadi saat ini sangatlah menyulitkan para masyarakat yang berpenghasilannya pas-pasan. Oleh karena itu, jika harga kedelai naik, maka harga tempe pun juga ikut naik.  
3. Akibat – Akibat.
Contoh: 
        Dito ketahuan menyontek saat ulangan sehingga Dito menghasilkan nilai yang jelek.

Jumat, 11 Maret 2016